Sejak merilis debut Swagton Nirojim pada 2018 silam, Bembi, atau yang lebih dikenal dengan nama moniker Krowbar sudah mencuri perhatian penyuka hip-hop dan rap di Indonesia. Lima tahun kemudian, akhirnya Krowbar merilis album sophomore yang diberi tajuk Galaksi Rima Sakti.
Lima tahun bukan waktu yang sebentar. Saya berkesempatan ngobrol dengan Bembi via aplikasi chatting setelah menerima kiriman CD Galaksi Rima Sakti dari Grimloc Records selaku label yang merilis album ini. Di dalam obrolan kami Bembi menjelaskan alasan kenapa jarak perilisan album dari Swagton Nirojim ke Galaksi Rima Sakti harus berjeda lama sekali.
“Rencana album tuh sebenernya 2020 (karna angka cantik), tapi ya kita tau lah yg terjadi saat itu ’21-’22 tuh kita semua masih berusaha bangkit dari kehancuran finansial ’20. Plus Napalm Squad juga harus nyelesaiin produksian2 mereka yg molor gara2 pandemi, jadi waiting list saya juga mundur. Jangan lupa kita semua juga ga ada yg musisi full-time, kudu bagi waktu ama dapur rumah masing2. Lamanya sih kebanyakan gara2 faktor2 model gitu. Begitu fokus dikerjain ternyata 2 bulanan juga beres,” jelas Bembi.
Sebagai catatan, Napalm Squad yang dimaksud Bembi adalah tim produksi yang terdiri dari Herry “Ucok” Sutresna alias Morgue Vanguard, Jaydawn, dan Iwan alias DJ Evil Cutz. Sebelumnya mereka telah memproduksi album dari musisi hip-hop lainnya seperti Blakumuh dan Flyzad. Di dalam produksi album kedua Krowbar ini, Napalm Squad makin diperkuat kehadiran Vladvamp.
Setali tiga uang dengan Swagton Nirojim, kekuatan utama Krowbar yang langsung menyeruak dari Galaksi Rima Sakti adalah departemen lirik. Bembi, mampu menulis lirik dan rima yang berengsek-seberengsek-berengseknya dengan lugas dan bernas. Semua barisan kata dilontarkan tanpa tedeng aling-aling sampai akibatnya di Apple Music—dan mungkin juga Spotify—dari 12 lagu, hanya 2 lagu yang tercatat sebagai “ clean”, sisanya 10 lagu harus menyandang label “E” yang artinya adalah “Explicit” alias lagu-lagu ini mengandung kata-kata yang mungkin sensitif untuk beberapa orang dan anak-anak.
Di Galaksi Rima Sakti, Krowbar bukannya ikut berlomba-lomba ngerap secepat-cepatnya seperti apa yang dilakukan banyak rapper lain belakangan. Alih-alih Krowbar malah berputar balik dan berjalan ke arah sebaliknya. Namun, bukan berarti ini memundurkan nilai estetik lirik-lirik Krowbar. Teknik rimanya tinggi—dalam asumsi saya ini yang menjadi alasan kenapa album ini bertajuk Galaksi Rima Sakti—dengan ramuan multisilabel yang sempurna dan cadence yang tipikal dengan hip-hop lawas semacam Melle Mel dan 2 Live Crew.
Keberengsekan Krowbar terletak dalam pemilihan diksi yang nakal di album ini. Kata-kata seperti seks, bodon, open BO, vodka, sampai titit termaktub di sekujur bangunan lirik Galaksi Rima Sakti. Wajar jika harus ada label “E” di lagu-lagu ini.
Secara disengaja, keberengsekan ini juga terwujud dalam banyolan-banyolan yang Krowbar hadirkan dengan proporsi yang tepat.
Misalnya di penutup lagu “MCMXVCI” Krowbar dengan kocak berujar “lagian ngapain juga gue sekolah orang gue mau jadi musisi.” Krowbar juga dengan berani menyindir para scenester yang mengaku mendukung musisi lokal tapi kerap meminta free pass alias akses masuk gratis ke gigs di lagu “Penjahat Planet Jahanam.” Barangkali track yang paling kocak adalah sebuah skit bertajuk “Kuis Galaksi Skena Silit” di nomor ini Krowbar membuat sebuah kuis imajinatif dengan dua orang peserta yang bermain dan membicarakan hal-hal yang kerap jadi pembahasan di skena musik lokal, misalnya “Hardcore bukan lelucon”, sampai sebuah diss keras saat menyebut rapper Kasultanan Yogyakarta, Kill The DJ sebagai “primordial, swag, jeleknya enggak ketolong.”Pengisi suara di track ini adalah Bembi, Ucok, dan Febby.
Mengenai banyolan-banyolan kocak di Galaksi Rima Sakti, Krowbar mengaku bahwa ia sengaja menyelipkannya karena merasa hal itu cocok dengan materi lagunya.
“Album saya ga ada pesennya sih. Saya ga ngerasa sebagai orang yg kompeten ataupun punya kredibilitas buat ngasih pesan2. Saya bikin album tuh cuma buat tujuan egois: bisa seneng2 sama temen2 saya. Kalo soal celetukan2, itu spesifik buat hal2 yg emang kebeneran saya rasa cocok buat lagunya aja. Kaya yg “ngapain sekolah” itu kan emang ada di track yg ngomongin masa sekolah saya dulu (yg dipikir-pikir juga sekarang ga ada yg kepake). Kalo yg freep ass ama kuis itu lebih ke fenomena2 “skena” yg menurut saya sih absurd. Timestamp aja buat penanda era pas albumnya dibikin, jadi tar pas udah tua saya bisa muter lagi & inget “oiye, gua bikin itu pas jaman ini,” papar Bembi.
Selain lirik, kekuatan penting lain Galaksi Rima Sakti adalah bangunan musiknya. Di sini Napalm Squad berperan sangat penting. Jika album debut Swagton Nirojim didominasi beat-beat berkabut dengan BPM (Beat Per Minute) rendah, maka di Galaksi Rima Sakti didominasi oleh musik disco ala 80-an dan 90-an.
Spektrum album ini merentang luas mulai dari space disco ala Afrika Bambaataa, breakdance era awal, sampai ke new wave/synth pop ala Camouflage atau Depeche Mode.
Meski sebagian besar musik digubah oleh Morgue Vanguard, ada beberapa nomor yang patut mendapat sorotan karena digarap oleh musisi lain yang tak kalah piawai. Misalnya nomor “Remaja Pulang Pagi” yang diaransemen oleh Vladvamp. Ciri khas Vladvamp yang dikenal kerap menciptakan karya-karya bernuansa elektronik dan industrial terasa kental sekali di sini. Sementara itu, “666 Problem” dan “Mars Imperial Bass Mafia” mendapat polesan musik dari Jaydawn yang bekerja sama dengan Morgue Vanguard.
Kehadiran DJ Evil Cutz juga tak bisa dianggap enteng. Di sekujur bangunan musik album yang dirilis dalam bentuk CD dan kaset serta digital di berbagai gerai digital ini suara-suara scratch dari turntable yang dimainkan DV Evil Cutz sangat mendominasi. Suara scratch atau gesekan vinyl ini makin memperkuat unsur hip-hop dalam Galaksi Rima Sakti.
Sebagai seorang penulis lirik di band lama saya Auretté and The Polska Seeking Carnival, saya dan personel band lainnya memiliki proses kreatif yang kurang lebih sama dalam dua album yang sudah kami rilis. Biasanya, vokalis kami menulis musiknya terlebih dahulu lengkap dengan melodi vokalnya, baru kemudian personel lain mengaransemen musik sesuai instrumen masing-masing, terakhir baru saya menulis lirik yang sesuai dengan melodi vokal yang diciptakan sebelumnya.
Mengingat hal itu, saya jadi penasaran seperti apa proses kreatif yang dijalani Krowbar? Apakah musik dulu yang diciptakan baru lirik menyusul, atau sebaliknya? Jawaban Bembi cukup menarik karena ternyata tidak ada pakem yang fix dalam proses kreatif antara Krowbar dan Napalm Squad.
“Saya biasanya denger musik dulu, tapi di album ini karena kadang musik berubah jadi saya sempet bikin draf lirik. Tar kalo beatnya udah fix/revisi saya modif2 biar masuk. Proses kreatif saya ama Napalm Squad tuh ga punya pakem fix tertentu, disesuaiin aja ama sikon,” ujar Bembi.
Akhirnya, setelah mendengarkan Galaksi Rima Sakti lebih dari sepuluh kali, saya bisa menyimpulkan album ini hadir di waktu yang tepat di penghujung tahun. Saya berani menahbiskan album ini sebagai album hip-hop/rap Indonesia terbaik tahun 2023.
Di Twitter—atau sekarang X, arrghhh saya benci nama baru ini—saya sempat memposting beberapa kali tentang album ini, dan merekomendasikan album ini ke para follower saya. Ingin rasanya me-mention Krowbar di situ. Namun, saya baru ingat akun X Krowbar sudah hilang
Maka, izinkan saya mengucapkan selamat kepada Krowbar melalui tulisan ini. Terima kasih telah menggubah Galaksi Rima Sakti, album yang akan menjadi penanda zaman yang ketika diputar di hari esok bisa mengingatkan kita tentang zaman sekarang.
Saya pribadi memang jarang mendengarkan musik hip-hop atau rap. Saya kayaknya udah “grunge sejak dalam pikiran.” Namun, saya tetap bisa menikmati Galaksi Rima Sakti. Baik dari liriknya yang berengsek, maupun musiknya yang ekletik. Untuk kamu yang suka hip-hop dan rap, segera naiklah ke pesawat ulang-alikmu, dan pergilah menjelajahi Galaksi Rima Sakti.
Penulis: Aris Setyawan
Editor: Ferdhi Putra