Serunai.co
Berita

Pelaku Seni Dukung Korban Bandara Lewat 37suara

Situs 37suara.net mewadahi kolaborasi sejumlah pelaku serta peneliti seni dari berbagai daerah di Indonesia guna menyuarakan dukungan bagi korban penggusuran Bandara New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo, DI Yogyakarta. Sejumlah nama yang terlibat antara lain Sisir Tanah, Iksan Skuter, Melancholic Bitch, Endah N Rhesa dan sebagainya.

Dalam siaran persnya Minggu (28/1), pengelola situs 37suara.net menjelaskan bahwa proyek kolektif tersebut dibentuk sebagai wujud kontribusi mereka dalam mendukung aksi warga melawan penggusuran paksa. Proyek ini melibatkan musisi, seniman, dan peneliti dari berbagai wilayah, mulai dari Yogyakarta, Bantul, Madiun, Malang, Surabaya, Bandung, Jakarta, dan kota-kota lain di Indonesia.

Inisiatif membentuk 37suara muncul ketika pada Januari 2018, berbagai bentuk intimidasi serta kekerasan fisik kembali dialami warga dan relawan yang menolak penggusuran rumah di Temon, Kulon Progo, DI Yogyakarta. Tanah yang sudah dihidupi secara turun-temurun oleh warga itu kembali hendak dikosongkan secara paksa tanpa kesepakatan yang jelas dan pemenuhan syarat administrasi yang tuntas.

“37suara berupaya menggemakan suara warga dalam 37 rumah tersisa yang masih dipertahankan. Diharapkan gerakan yang tak terafiliasi dengan lembaga dan organisasi manapun ini sanggup memberi sokongan moral pada warga dan relawan, serta memperluas kesadaran publik atas realitas ketidakadilan yang terjadi di Kulon Progo,” demikian tertulis dalam rilis mereka.

Melalui situs 37suara.net, khalayak dapat mengikuti perkembangan terkini dari konflik perebutan tanah tersebut. Beberapa konten di dalam situs 37suara.net adalah rilisan musik bertema agraria, artikel reportase dan opini seputar isu terkait, karya-karya video, maupun laporan pengelolaan dana donasi.

Khusus untuk konten musik, situs 37suara.net telah merilis dua lagu pembuka dari Sisir Tanah dan Iksan Skuter. Ke depan, rilis lagu semacam itu akan dilakukan secara berkala dari musisi-musisi berbeda.

Baca Juga:  Rubah di Selatan Angkat Pesan Merapi

Sisir Tanah merilis lagu bertajuk Lagu Hidup” di 37suara.net pada pertengahan bulan Januari 2017. Lagu yang diciptakan oleh Bagus Dwi Danto ini mengangkat tema solidaritas antarsesama manusia untuk mempertahankan hak hidupnya. “Barangkali ada yang bertanya, apakah warga yang sedang menghadapi konflik butuh musik? Bagi saya, karena saya menggeluti musik, maka lagu adalah ungkapan solidaritas yang paling dekat dengan saya. Barangkali warga tidak butuh lagu saat ini, tetapi lewat lagu ini saya berharap bisa turut menyumbang semangat bagi warga maupun para relawan, serta mengajak siapa saja untuk ikut bersolidaritas sebagai sesama manusia,” terang Danto, sosok tunggal di balik Sisir Tanah.

“Lagu Hidup” adalah nomor pembuka di album perdana Sisir Tanah berjudul Woh yang terbit di tahun 2017. Aransemen “Lagu Hidup” disusun dengan arahan musikal dari Doni Kurniawan (Alldint, Risky Summerbee and the Honeythief, Music For Everyone) dan Bagus Dwi Danto, bersama para musisi lain yakni Ragipta Utama (gitar), Nadya Hatta (keyboard), Faizal Aditya Rachman (bass), Indra Agung Hanifah (drum), Erson Padapiran (terompet), Jasmine Alvinia Savitri (penyanyi latar), Asrie Tresnady (sitar), dan Yussan Ahmad Fauzi (tanpura), dan Justitias Jelita Zulkarnain (cello). Sementara ilustrasi untuk “Lagu Hidup” dikerjakan oleh Agung Kurniawan.

Sementara lagu dari Iksan Skuter yang sudah dapat diakses lewat situs 37suara.net adalah “Terima Kasih Petani”. Aransemen “Terima Kasih Petani” disusun dengan seluruh instrumen yang dimainkan sendiri oleh Iksan Skuter. Untuk vokal, ia mengajak Citra Aulia Prastika, anggota Gubuk Baca Anak Alam. Adapun artwork untuk lagu ini dibuat oleh Racuncinta.

Lagu “Terima Kasih Petani” dibuat karena adanya keresahan saat melihat mulai hilangnya lagu-lagu yang sesuai dengan imajinasi dan psikologi anak. Selain itu, ada pula keresahan saat melihat banyaknya konflik agraria yang pada akhirnya akan membuat profesi petani kian ditinggalkan. Lagu ini mencoba mengajak anak-anak untuk menghargai petani yang makin lama makin dilupakan dari ‘kamus cita-cita’ orangtua dan kurikulum sekolah.

Baca Juga:  Takut Mati dengan Berani bersama Majelis Lidah Berduri

Semua lagu yang dirilis situs 37suara, dibagikan secara gratis menggunakan lisensi Creative Commons (CC). 37suara juga menerima kiriman lagu, karya seni, maupun tulisan yang berhubungan dengan isu agraria dan boleh disebarkan secara gratis sebagai bagian dari proyek ini.

Related posts

Stars and Rabbit Merilis Video Live Terbaru

Redaksi Serunai

Tiga Musisi Terlibat Proyek Bahaya Laten

Redaksi Serunai

Mengetengahkan Kisah Arus Pinggir

Ferdhi Putra

1 komentar

Pilih mana! Copiraits, Copileft atau Creative Commons di radiomu? — Warta Desa 9 April 2021 at 11:22

[…] sebuah tulisan serunai.co situs 37suara.net yang mewadahi kolaborasi sejumlah pelaku serta peneliti seni dari berbagai daerah […]

Reply

Tinggalkan komentar

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy