Kolom
Widodo, Jembatan Petani Pesisir Kulon Progo
“Dia beneran petani?” Saya mendapat pertanyaan itu dari seorang kenalan ketika kami sedang bersama-sama mengikuti diskusi di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang menghadirkan...
Genjer-Genjer dan Beban Sejarah yang Menggelayutinya
Genjer-genjer adalah lagu rakyat Banyuwangi yang sebenarnya menceritakan derita rakyat namun selalu dikaitkan dengan PKI dan komunisme....
Merindukan Konser Musik
Pandemi COVID-19 memaksa konser musik beralih tempat dari panggung besar ke layar kecil. Apakah konser musik daring mampu mengalahkan sensasi menonton konser musik secara langsung?...
Spotify Sebagai Alat Surveillance Capitalism
Musisi transgender Evan Greer merilis album bertajuk Spotify is Surveillance. Album itu menggambarkan gagasan Shoshana Zuboff tentang surveillance capitalism....
Tak Ada Privasi Hingga ke Kamar Mandi
Era big data, era “mata-mata siber” dalam ponselmu, membuat keberadaan iklan menjadi semakin mengerikan dari sekadar jeda dalam acara televisi yang kita tonton saat prime...
Apa Warna Kulit Virus Corona?
Berbagai pemerintahan nasional, termasuk Indonesia sering menyatakan globalisasi adalah peluang ekonomi, politik, dan budaya. Jika di tengah kondisi normal kita kesulitan membongkar busuknya berbagai slogan...
Musik dan Kecerdasan Buatan
Saat kecerdasan buatan lahir, tampaknya mereka mampu mengambil alih pekerjaan menggubah musik. Logikanya, musik adalah matematika, kalkulasi algoritma. Maka, kecerdasan buatan akan dengan mudah mengambil...
Mengapa Jason Ranti Ada Baiknya Rilis Single Bertajuk “Bahaya Populisme”
Semua mungkin sepakat, tahun 2019 ini merupakan saat di mana grup WhatsApp keluarga menjadi padang Kurusetra; meja tongkrongan bisa terjungkal karena sengitnya perdebatan; semua alun-alun...
Mencari Perempuan dalam Kritik Musik Kiwari
Musisi perempuan ada banyak, tetapi mengapa sulit untuk menemukan tulisan yang mengulas karya musisi perempuan?...
Mengapa Kritik Musik Begitu-Begitu Saja?
Yang membosankan dari ulasan musik, atau lebih “luhur”, kritik musik, adalah gayanya yang begitu-begitu saja. Kalau tidak memuji setinggi langit, ya membabat habis....