Kuintet asal Yogyakarta, Kota & Ingatan, pada 20 Januari 2017 merilis single baru bertajuk Peluru. Nomor ini adalah rilisan kedua dari band alternative-rock asal Yogyakarta tersebut yang digawangi oleh Aditya Prasanda (pelafal teks), Addi Setyawan (bass), Indradi Yogatama (gitar), Maliq Adam (gitar), dan Alfin Satriani (drum).
Catatan ini masih bersaling-silang dengan lima catatan yang mereka kerjakan sepanjang 2016 lalu. Tiga di antaranya berjudul: Peluru, Alur yang dirilis Juni lalu, dan Etalase yang belum dirilis. Ketiga nomor tersebut merupakan bagian dari skema yang Kota & Ingatan sebut sebagai “Trilogi Catatan”. Sebuah penulisan naskah tiga babak yang berpijak pada catatan mengenai Permanent Performance of Violence atau yang dalam bahasa Indonesia bisa dipadankan dengan Kekerasan Permanen yang Diperformakan.
Direkam berbarengan dengan Etalase pada bulan Desember 2016, Peluru yang pengerjaannya dimulai dari akhir 2015 sempat melewati beragam re-interpretasi, baik secara teks dan maupun secara aransemen musik.
Sebelumnya, catatan bertajuk Alur telah dirilis pada pertengahan tahun 2016, dan dapat didengar di laman soundcloud mereka. Jika Alur berisi naskah tentang kekerasan horizontal yang kerap terjadi di masyarakat, maka Peluru menjabarkan adanya relasi-kuasa yang memicu kekerasan horizontal tersebut. Yakni, adanya peran kuat pemerintah-militer menekan masyarakat dengan berbagai pembelokan sejarah dan kebohongan. Peran ini yang kemudian menumbuhkan kekerasan horizontal.
Catatan ini tumbuh dari setiap usaha pelurusan sejarah yang menahun diburamkan dalam tragedi 1965; dari Aksi Kamisan yang enggan kenal padam menagih janji rezim atas pengusutan pelanggaran HAM; dari masyarakat Papua yang puluhan tahun memperjuangkan tanah dan kemerdekaannya; dari setiap petani dan masyarakat yang memperjuangkan lahan hidupnya di seluruh sebaran titik api konflik agraria.
Melalui sebaris lirik yang tegas, “peluru-peluru itu akan terus mencarimu”, Kota & Ingatan menggambarkan sejarah yang dilenyapkan dan masyarakat yang dirampas hak hidupnya sebagai peluru: selongsong fakta, saksi dan keluarga yang mencari celah sepanjang tahun. Yang senantiasa menuntut pertanggung-jawaban rezim.
Peluru dapat diunduh dan didengar di sini.
1 komentar
[…] menuliskan kembali pengantar catatan kedua ini (dengan lebih baik). Tautan aslinya bisa dibaca disini. Pun kami arsipkan di […]