Serunai.co
Ulasan

Hyukoh & Sunset Rollercoaster: Kami adalah NERD Pecinta Musik

Hyukoh & Sunset Rollercoaster
Hyukoh & Sunset Rollercoaster (Foto: Plainsong Live)

Pada bulan September 2024 Joyland Festival mengumumkan bahwa mereka akan mengundang Hyukoh & Sunset Rollercoaster sebagai headliner acara mereka. Kala itu, saking girangnya, selama beberapa waktu saya seperti tidak percaya bahwa Joyland akan memboyong Hyukoh & Sunset Rollercoaster ke Jakarta. Setelah pengumuman itu tayang, saya masih bertanya-tanya kenapa Hyukoh & Sunset Rollercoaster hanya dijadikan headliner dalam skala festival? Bukan satu konser tunggal utuh yang hanya menampilkan kolaborasi dua kugiran tersebut? Karena saya tahu Plainsong Live adalah salah satu promotor terbaik di Indonesia dan kerap membawakan konser tur album musisi-musisi lokal dan internasional.

Kemudian saya menemukan berita bahwa ada beberapa alasan mengapa Plainsong Live hanya bisa membawa Hyukoh & Sunset Rollercoaster dalam line up skala festival. Salah satu alasannya mengenai anggaran yang kurang cocok untuk membuat tur konser tunggal Hyukoh & Sunset Rollercoaster tersebut. Jadilah Hyukoh & Sunset Rollercoaster tampil menjadi satu dari banyak headliner lain dalam gelaran Joyland Festival 2024.

Album kolaborasi Hyukoh & Sunset Rollercoaster dirilis pada Juli 2024 di berbagai platform digital setelah hiatus mereka yang cukup lama. Bertajuk AAA, akronim dari All Access Area, album ini berkonsep melewati batas lintas seni dan budaya, negara, bahasa dan musik di antara dua band tersebut.

Kedua band ini berasal dari dua negara berbeda, Hyukoh dari Korea Selatan dan Sunset Rollercoaster dari Taiwan, Hyukoh terdiri dari empat personel: OhhYuk, HyunJae, InWoo, dan Doggeon, dan Sunset Rollercoaster terdiri dari lima personel: Kuo-Hung Tseng, Hung-Li Chen, Shao-Hsuan Wang, Tsun-Lung Lo, dan Hao-Ting Huang, dan ditambah JNKYRD yang berperan sebagai co-producer. Penggunaan akronim AAA sebagai tajuk album didapat dari vokalis Sunset Rollercoaster, Kuo, yang saat dalam sebuah perjalanan melihat sebuah tulisan asuransi mobil. Akhirnya akronim ini menjadi nama album baru kolaborasi mereka.

Baca Juga:  Menjelajahi Galaksi Rima Sakti
hyukoh & sunset rollercoaster
Hyukoh & Sunset Rollercoaster (Foto: Plainsong Live)

Berdasarkan berbagai video yang saya tonton dan berbagai ulasan-ulasan album mereka yang saya baca, saya jadi tahu mengapa mereka memutuskan berkolaborasi. Semua berawal dari pertemuan iseng Sunset Rollercoaster selesai tur tahun lalu di Seoul. Dari menciptakan satu lagu menjadi satu album; ide-ide dasar menjadi ambisius seperti kata Kuo “We are all super nerdy music lovers” . Saat album ini muncul, album ini sesuai ekspektasi saya sebagai pendengar kedua band ini; apik, kolaboratif dan eksploratif. kedua band ini pun juga mengatakan sangat menyukai AAA karena menjadi di sini mereka merasa menjadi diri sendiri, dan saya sebagai pendengarnya pun sepakat, mereka melebur dalam album kolaborasi ini. Berhasil. Sukses. Fantastis.

Jadi saat Hyukoh & Sunset Rollercoaster masuk dalam jajaran penampil Joyland Festival 2024 dari pengumuman September lalu, saya menantikan jadwal hari dan jam manggung mereka. Setelah pengumuman sudah tersebar di berbagai linimasa media sosial Joyland, Hyukoh, dan Sunset Rollercoaster bahwa mereka akan bermain di hari kedua pada Sabtu (23/11) pukul 21.40 WIB di panggung Joyland Stage, saya pun memutuskan hadir pada hari kedua.

Di hari kedua Joyland Festival 2024, saya datang tanpa ekspektasi apa pun, karena ini pengalaman pertama kali saya menonton festival ini. Selama di Kompleks Gelora Bung Karno saat itu saya lebih banyak berpikir soal cuaca karena November sudah memasuki musim hujan. Maka, saya mempersiapkan diri dengan berbagai perlengkapan hujan saat hadir di Joyland ketimbang bersemangat menonton banyak musisinya dan menikmati suasana lokasinya.

Sabtu malam itu hujan sudah mulai reda ketika saya tiba di lokasi. Ketika menginjakkan kaki di venue, pengalaman pertama kali sebagai penonton festival ini saya bisa menikmati suasana dengan tata ruang yang mudah diakses dan sistem petunjuk terbaca dengan baik. Setelah menikmati suasana sekeliling dan selesai menonton Efek Rumah Kaca di panggung Plainsong Live Stage—yang bersebelahan dengan panggung Joyland Stage—saya mulai bersiap pindah posisi ke panggung pertunjukan Hyukoh & Sunset Rollercoaster. Set panggung menampilkan latar belakang simbol tur album AAA berwarna merah. Dari penanda itu, para penonton tahu penampil selanjutnya adalah Hyukoh & Sunset Rollercoaster.

Baca Juga:  Sunyi di Kamar Gelap: Lustrum Ketiga Album Kamar Gelap Efek Rumah Kaca

Saat beralih dari panggung Plainsong Live ke panggung Joyland, bagian area penonton panggung sudah mulai padat oleh penonton. Panggung ini berada di area utama lapangan baseball berumput dan cuaca saat itu cerah sehingga venue tidak becek ataupun kotor. Sebelum pertunjukan dimulai sudah banyak penonton mengambil posisi dengan duduk, tiduran, atau berdiri di area panggung tersebut.

Tidak berselang lama, lampu panggung mulai gelap dengan latar lampu berwarna merah bertulis AAA dengan latar belakang siluet personel. Pertunjukan mereka dibuka dengan versi aransemen ulang lagu klasik karya komponis Debussy, “Clair de Luna”. Melalui perpaduan instrumental apik tersebut penonton dibawa masuk ke all access area panggung kolaborasi. Hyukoh & Sunset Rollercoaster total membawakan 14 lagu dalam setlist mereka, perpaduan lagu-lagu lama mereka dari berbagai album seperti Jinji Kikko, 24 : How to find true love and happiness, Bossa Nova, Through Love, dan 23. Dari 14 lagu yang dibawakan, tiga di antaranya yaitu “Kite War”, “Young Man”, dan “Glue” diambil dari album AAA.

Setlist Hyukoh & Sunset Rollercoaster (Foto: verrellarmandhio)

Terlepas dari pendapat subjektif saya sebagai penggemar Hyukoh & Sunset Rollercoaster, saya dapat menyimpulkan bahwa penampilan dari dua band ini sungguh memukau dan mengagumkan. Ini tidak hanya karena kualitas panggung, tata letak lampu, pencahayaan ataupun sound system yang cukup baik, tapi semua personel dan tim mereka membangun atmosfer energi dalam sinergi penampilan sangat kuat dan baik.

Selama pertunjukan berlangsung saya turut serta sing-along dengan para penonton lain, saya sampai lupa yang sedang tampil ini adalah dua band dengan genre berbeda. Namun, mereka melebur menjadi satu saling mengisi tiap album mereka. Meski berasal dari latar belakang budaya, genre, bahasa yang berbeda, kedua grup memiliki kesamaan dalam menyampaikan tema universal seperti pencarian makna hidup dan hubungan antarmanusia. Selain itu mereka menggunakan style fashion di atas panggung selama tur album ini yang terinspirasi dari colombian style.

Dari keseluruhan pertunjukan mereka, bagian yang amat saya suka adalah saat mereka membawakan bagian instrumental dari lagu-lagu mereka. Meskipun tanpa lirik, saya dapat merasakan dan langsung paham apa yang mereka katakan dan pesan apa yang berusaha mereka sampaikan di lagu-lagu instrumental tersebut. Hal ini menunjukkan bagaimana kolaborasi dan energi mereka cukup kuat dan mereka berada dalam posisi sejajar dengan level musikalitas membaur bersama.

Baca Juga:  Paralaks Fiksi: Sebuah Usaha Memperkenalkan “Origami Tubuh”
OhhYuk, vokalis Hyukoh (Foto: Plainsong Live)

Secara personal saya suka sekali saat “Glue”, “Love Ya!”, dan “My Jinji” dimainkan. Pertunjukan mereka ditutup dengan lagu masyhur “My Jinji”. Total durasi pertunjukan Hyukoh & Sunset Rollercoaster adalah 1 jam 20 menit. Durasi yang sebenarnya sudah cukup panjang, tapi bagi saya yang kadung girang bukan kepalang merasa durasi penampilan mereka masih kurang. Namun, ketika mendendangkan “My Jinji” bersama penonton lain, saya bisa menyimpulkan mereka telah menampilkan sisi terbaik dari musikalitas mereka. Pertunjukan malam itu akan melekat sebagai sebuah memori yang indah, setidaknya bagi saya pribadi. Barangkali juga bagi penonton lain. Terima kasih Hyukoh & Sunset Rollercoaster telah memberi all access ke area musikal kalian yang menyenangkan. Ya, kalian adalah NERD pecinta musik sejati, dan saya berkenan menjadi NERD bersama kalian.

Penulis: Amarawati Mara

Editor: Aris Setyawan

Related posts

Barisan Nisan di Tengah Pengetatan Anggaran dan Jor-Jor-an Keamanan

Biko Nabih Fikri Zufar

Ziarah: Semesta Tanah, Kematian, dan Pencarian yang Tertunaikan

Mega Nur

Philippe Jaroussky: Sang Tenor-Kemayu Ternama Masa Kini

Jafar Suryomenggolo

Tinggalkan komentar

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More

Privacy & Cookies Policy