Seniman grafis T Sutanto memamerkan karya-karya pilihannya yang dibuat pada periode 1975 – 1993 di Galeri Dia.Lo.Gue, Jakarta Selatan. Pameran bertajuk “Berselingkuh dengan Masa Lalu, Berkencan dengan Masa Depan” itu dibuka pada Rabu (14/6) lalu, dan akan berlangsung hingga 14 Juli mendatang.
Dalam siaran persnya, penulis pameran Chabib Duta Hapsoro menjelaskan bahwa pameran ini menghadirkan karya-karya pilihan T. Sutanto, khususnya karya cetak saring atau sablon. Teknik cetak saring merupakan ciri khas T Sutanto dan rekan-rekannya yang aktif di Decenta (Design Center Association), sebuah biro desain yang berdiri di Bandung, Jawa Barat, pada 1973 dan bertahan hingga 1983. Para pendiri dan anggota Decenta, termasuk T Sutanto di dalamnya, adalah lulusan dan staf pengajar Departemen Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB). Kelompok ini dikenal cukup intensif dalam melakukan eksperimen teknik cetak saring sebagai bagian dari perluasan apresiasi seni grafis di Indonesia.
Dalam karya-karya yang dipamerkan, Sutanto banyak mengadopsi bentuk atau figur-figur yang berasal dari cerita rakyat seperti sosok wayang kulit, maupun ikon-ikon budaya populer Indonesia seperti logo produk farmasi. Secara teknik, selain dominan menggunakan garis, karya cetak saring Sutanto juga disusun oleh citraan-citraan beragam dengan warna yang bervariasi.
Menurut Hapsoro, kekayaan penggunaan warna merupakan salah satu ciri khas cetak saring Sutanto selama ini. Citraan-citraan yang hadir di dalam karyanya seringkali mengarah pada makna dan imajinasi yang jenaka, absurd dan sureal. Ini mewakili jalan berkeseniannya yang menjadi alternatif dari kecenderungan lirisisme karya seni rupa Indonesia pada periode 1970-an, serta menjadi sebentuk aspirasi politik yang khas pada zaman Orde Baru.
Sutanto selama ini fokus berkarya dalam ruang seni grafis. Meski karya yang dipamerkan kali ini menggunakan teknik cetak saring, perupa kelahiran Klaten ini juga kerap menggunakan teknik cukil kayu. Selain itu, ia juga menjadi desainer grafis dan kartunis untuk sejumlah media antara lain tabloid Mahasiswa Indonesia semasa dirinya masih menjadi mahasiswa dan Majalah Tempo hingga 1984. Saat ini, karya kartunnya masih bisa dijumpai di Harian Pikiran Rakyat dan The Jakarta Post.